top of page

Mengoptimalkan Potensi Ekonomi Indonesia melalui Aksesi OECD

Pink Flowers_edited.jpg

Authors

Girl with Backpack

Deasy Pane

Girl with Backpack

Krisna Gupta

Aksesi ke OECD dapat membuka peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan produk domestik bruto (PDB), memperkuat neraca perdagangan, serta menarik lebih banyak investasi. Hal-hal tersebut pada akhirnya akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui penyelarasan tata kelola, kebijakan ekonomi, dan standar perdagangan Indonesia dengan praktik terbaik internasional. Penyelarasan ini juga akan meningkatkan kepercayaan investor, mendorong efisiensi pasar, serta mempererat hubungan dagang.

Model computable general equilibrium (CGE) mengestimasikan bahwa aksesi ke OECD akan membawa dampak positif yang signifikan terhadap kinerja makroekonomi Indonesia. Jika bergabung dengan OECD, Indonesia diproyeksikan akan menerima arus masuk investasi sebesar US$ 87,7 miliar pada 2028, atau setara dengan 0,1% dari PDB Indonesia pada tahun tersebut. Porsi terbesar investasi ini (25%) diperkirakan berasal dari negara-negara anggota OECD.

Dari segi indikator makroekonomi, tingkat investasi diproyeksikan lebih tinggi 1,2 poin persentase dibandingkan skenario baseline (tanpa aksesi OECD) dalam jangka pendek (2028–2030), dan 1,8 poin persentase dalam jangka menengah (2031–2035). Dalam jangka panjang, pertumbuhan investasi mengalami normalisasi setelah lonjakan investasi pada awal aksesi.

Tingkat pertumbuhan PDB tahunan Indonesia diperkirakan lebih tinggi 0,8 poin persentase dibandingkan skenario baseline dalam jangka pendek (2028–2030), dan 0,9 poin persentase dalam jangka menengah (2031–2035). Dalam jangka panjang, pertumbuhan PDB mengalami normalisasi setelah lonjakan PDB pada awal aksesi.

Penurunan surplus perdagangan Indonesia diperkirakan terjadi dalam jangka pendek dan menengah. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya investasi yang mendorong permintaan impor hingga melampaui kapasitas produksi dalam negeri pada periode tersebut. Namun, dalam jangka panjang (2036–2045), neraca perdagangan diproyeksikan akan kembali menguat. Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia diharapkan terus memberikan gestur terbuka dan adaptif sebagai kunci untuk mendukung proses penyesuaian ini.

Girl with Backpack

Fresa Yuriza,

Other Publications

  • Youtube CIPS
  • Twitter CIPS
  • Instagram CIPS
  • LinkedIn CIPS
  • Email CIPS
bottom of page