Mengoptimalkan Pembelajaran yang Berpusat pada Siswa untuk Pemulihan Pembelajaran yang Efektif

Authors

Sharfina Indrayadi

Aditya Alta
Pandemi COVID-19 memperparah krisis pembelajaran di Indonesia dan menunjukkan bahwa sistem pendidikan yang kaku seperti Kurikulum 2013 tidak mampu menjawab kebutuhan siswa yang beragam. Sebagai respons, Kemendikbudristek mengadopsi Kurikulum Merdeka yang mengusung pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student-centered learning/SCL). Meski efektif dalam mendukung pemulihan pascapandemi, capaian literasi dan numerasi siswa—terutama di luar Jawa—masih memprihatinkan. Ini menandakan bahwa Kurikulum Merdeka belum sepenuhnya menyentuh akar masalah krisis pembelajaran yang telah berlangsung lama.
Keberhasilan pendekatan SCL sangat bergantung pada kompetensi guru. Sayangnya, masih ada kesenjangan besar dalam kualitas pelatihan guru dan penerapan praktik terbaik di sekolah. Inisiatif seperti Merdeka Belajar, Sekolah Penggerak, dan Guru Penggerak perlu ditopang oleh jalur karier yang meritokratis agar guru teladan bisa menjadi agen perubahan di tingkat manajerial. Ringkasan Kebijakan ini membahas bagaimana penguatan peran guru dan reformasi pelatihan dapat menjadi kunci untuk memperluas penerapan pembelajaran yang relevan dan adil di seluruh Indonesia.