top of page

Tantangan Besar: Target Pertumbuhan 8% Indonesia

Saya sempat mengerutkan kening ketika membaca berita bahwa pemerintah yang akan datang berencana menargetkan pertumbuhan ekonomi kita yang sekarang sekitar lima persen menjadi sebesar 8 persen. Ini terlalu ambisius enggak sih?


Seperti mencoba berlari maraton dengan kecepatan sprint tanpa didahului pemanasan dan memastikan bahwa badan benar benar fit. Bisa-bisa kita kehabisan nafas di tengah jalan.


Di satu sisi, ini memang target yang cukup ambisius, tetapi juga sekaligus menarik. Bayangkan kemungkinan-kemungkinannya – Indonesia naik tingkat menjadi negara yang lebih maju, lebih banyak pekerjaan, pendapatan yang lebih tinggi, dan standar hidup yang lebih baik untuk semua orang. Ini bisa menjadi pengubah permainan, nggak sih?


Tapi mari kita lebih realistis sedikit. Ini pasti tidak akan mudah dicapai dan kita akan menghadapi jalan yang cukup terjal. Akan diperlukan tidak saja kerja keras semua komponen bangsa tetapi juga perencanaan yang matang sehingga ekonomi kita juga tidak menjadi “overheating” dengan pertumbuhan positif tetapi dibarengi dengan tingkat inflasi yang tinggi. 


Mempertahankan tingkat pertumbuhan sekitar lima persen saja dalam beberapa tahun belakangan ini sudah cukup sulit. Apalagi mempertahankan pertumbuhan yang tinggi untuk waktu yang lama, pasti lebih sulit lagi. Seperti mencoba menjaga balon udara panas tetap mengapung tanpa membiarkan apinya padam. Kita akan membutuhkan banyak bahan bakar, dan kadang-kadang, bahkan bahan bakar terbaik pun bisa habis atau uang yang harus kita keluarkan menjadi banyak sekali.


Selain itu, ada masalah keberlanjutan. Pertumbuhan yang cepat dapat memberikan tekanan pada lingkungan. Kita tidak bisa terus menebang pohon dan mencemari sungai untuk membangun pabrik dan jalan. Penting untuk menemukan keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan perlindungan lingkungan.


Dan kemudian masih ada lagi masalah ketidaksetaraan. Kadang-kadang, ketika ekonomi tumbuh terlalu cepat, manfaatnya tidak terbagi secara merata. Yang kaya semakin kaya, sementara yang miskin tetap miskin bila tidak menjadi semakin miskin . Ini bukan hal yang baik, bukan?


Apakah target ni bisa dicapai? Bisakah Indonesia melakukannya? Saya rasa itu tergantung pada banyak faktor. 


Yang jelas, pengalaman menunjukkan bahwa Indonesia pernah mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan drastis. Setelah bertahun tahun mencatat pertumbuhan sekitar lima persen, epidemi Covid-19 dengan segala pembatasannya menekan pertumbuhan ekonomi kita menjadi -2,07 persen di tahun 2020. Namun di tahun berikutnya, ekonomi kita sudah mampu membaik dan naik kembali menjadi positif pada tingkat 3,70 persen. Tahun berikutnya lagi, tahun 2021, pertumbuhan ekonomi sudah mencapai 5,31 persen. Hebat kan?


Namun penting juga diingat bahwa sampai sekarang ini, tingkat pertumbuhan ekonomi tertinggi yang pernah dicapai Indonesia adalah 5,6 persen, yaitu di tahun 2013, lebih dari satu dasawarsa yang lalu.


Mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen ini mungkin target memang ambisius, untuk mewujudkannya ada beberapa hal yang perlu menjadi prioritas::

  • Pengembangan Infrastruktur:  Investasi dalam infrastruktur transportasi (jalan, rel kereta api, pelabuhan, dan bandara) dan infrastruktur digital (broadband dan telekomunikasi) sangat penting untuk meningkatkan efisiensi dan menarik investasi. Yang juga penting adalah memperluas sumber energi terbarukan dan meningkatkan efisiensi energi agar dapat mengurangi biaya dan memastikan pasokan energi yang handal.

  • Pengembangan Sumber Daya Manusia: Investasi dalam pendidikan berkualitas di semua tingkatan akan membekali tenaga kerja dengan keterampilan yang diperlukan untuk bersaing di ekonomi global sementara memastikan aksesibilitas dan keterjangkauan layanan kesehatan akan meningkatkan produktivitas dan mengurangi biaya kesehatan bagi individu dan bisnis.

  • Investasi dan Inovasi: Menciptakan lingkungan bisnis yang kondusif, termasuk menyederhanakan regulasi, mengurangi birokrasi, dan melindungi kekayaan intelektual, akan menarik investasi asing dan domestik. Mempromosikan penelitian dan pengembangan, mendorong kewirausahaan, dan mendukung startup teknologi dapat memecut inovasi dan pertumbuhan produktivitas.

  • Pembangunan Berkelanjutan: Menerapkan praktik dan kebijakan berkelanjutan akan melindungi sumber daya alam, mengurangi perubahan iklim, dan memastikan kelangsungan ekonomi jangka panjang. Tak kalah penting dalam menciptakan ekonomi yang lebih inklusif dan stabil dalam mempromosikan kesetaraan sosial dan usaha usaha mengurangi kemiskinan.

  • Perdagangan Global dan Integrasi: Merundingkan dan menerapkan perjanjian perdagangan bebas dapat memperluas akses pasar untuk barang dan jasa Indonesia sementara memperkuat kerjasama ekonomi dengan negara-negara tetangga dapat menciptakan sinergi dan meningkatkan perdagangan regional.


Dengan memprioritaskan area-area ini, diharapkan Indonesia dapat menciptakan fondasi yang kuat untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif, membuka jalan menuju masa depan yang lebih cerah.


Selain hal-hal di atas, pemerintah juga perlu membangun ekosistem kebijakan yang kuat untuk mendukung pertumbuhan, seperti berinvestasi dalam pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. Dan ekonomi global perlu bersikap kooperatif. Jika ada resesi global, itu bisa mengganggu rencana Indonesia.


Comments


Commenting on this post isn't available anymore. Contact the site owner for more info.
  • Youtube CIPS
  • Twitter CIPS
  • Instagram CIPS
  • LinkedIn CIPS
  • Email CIPS
bottom of page