Salah satu tujuan dari transformasi digital adalah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Penyelesaian berbagai tantangan dalam transformasi ini perlu menjadi prioritas pemerintah, misalnya soal pelindungan dan keamanan data.
“Salah satu yang diharapkan dari berjalannya transformasi digital adalah dampak positif pada pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini penting dan sejalan dengan kondisi Indonesia yang ingin keluar dari middle income trap melalui pemberdayaan potensi nasionalnya,” ucap Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Muhammad Nidhal.
Ia menambahkan, pengembangan ekosistem ekonomi digital sebagai salah satu pendorong transformasi membutuhkan konsistensi penyelesaian atas sejumlah tantangan. Tantangan utamanya adalah menjamin keamanan dan privasi data, termasuk memastikan keamanan penggunaan teknologi digital bagi masyarakat.
Memastikan keamanan lalu lintas data dalam ekosistem digital sangat penting untuk meningkatkan perekonomian, terutama untuk UMKM, yang memang didorong untuk bisa memanfaatkan akselerasi dalam transformasi digital.
Data memiliki potensi besar bagi UMKM, karena data dapat memberikan akses pada pasar, mengetahui minat dan preferensi konsumen, serta membantu untuk menciptakan dan menyediakan produk yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan mereka.
Selain itu,data juga dapat membantu UMKM dalam melakukan pemetaan konsumen dan pasokan barang, juga untuk membantu memahami perilaku konsumen.
“Penggunaan data yang bertanggung jawab mendorong kepercayaan dan keamanan. Untuk itu keamanannya perlu dipastikan.” tegasnya.
Pengambilan keputusan berbasis data akan memberikan pemerintah gambaran dan basis yang lebih baik dalam pengambilan sebuah kebijakan. Selain itu, beragam aktivitas usaha juga perlu diupayakan untuk merangsang pertumbuhan ekonomi.
Iklim investasi usaha yang kondusif dan regulasi yang mendukung transformasi ekonomi juga perlu dilakukan beriringan untuk menyokong peningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Peningkatan layanan berbasis digital serta berbagai inovasi, seperti e-government, e-commerce, e-learning ataupun fintech, menawarkan berbagai kemudahan kepada masyarakat dan pelaku usaha dalam mengakses informasi dan pengetahuan, meningkatkan produktivitas, mendapatkan akses pada kredit serta memperluas pangsa pasar.
Namun, dalam praktiknya, kita masih melihat adanya pengulangan dari isu struktural di Indonesia, yaitu pemerataan pembangunan.
Masih kurangnya infrastruktur pendukung merupakan tantangan terbesar dalam penggunaan TIK di Indonesia. Masih banyak daerah yang belum memiliki akses kepada infrastruktur dasar seperti listrik dan internet.
Menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), penetrasi internet di tahun 2024 baru mencapai 79,5 persen, dengan tingkat keterampilan penggunaaan yang secara rata-rata masih rendah.
Posisi Indonesia sebagai negara kepulauan menghadirkan tantangan dan peluang dalam konteks pembangunan infrastruktur digital. Dalam pengaturan ini, jaringan optik kabel bawah laut (undersea cable) dan satelit internet berbasis LEO (low Earth orbit) merupakan sarana kunci untuk meningkatkan komunikasi dan akses internet antar pulau.
Untuk menemukan solusi yang tepat dalam menjawab tantangan ini, diperlukan upaya bersama antara pemerintah dan swasta untuk mempersempit jurang digital yang ada dengan menarik investasi untuk membangun infrastruktur yang dapat mengakomodir perspektif negara kepulauan.
Comentários