Indonesia memiliki peluang untuk menumbuhkan generasi entrepreneur muda yang tidak sekadar menciptakan manfaat baru bagi masyarakat, tetapi juga membantu mengatasi disrupsi yang mengikuti cepatnya perkembangan teknologi.
Bonus Demografi yang kini sedang dinikmati Indonesia menciptakan peluang membentuk generasi baru entrepreneur atau wirausahawan, yang tidak hanya mampu membangun dan mengembangkan bisnis mereka tetapi juga berusaha mengatasi permasalahan sosial yang menyertainya.
Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan ada 64,16 juta pemuda di Indonesia pada 2023, atau 23,18 persen dari total penduduk tanah air, sementara Survei Statistik Pemuda Indonesia BPS memperlihatkan bahwa mayoritas pemuda yang berwiraswasta secara mandiri mencapai 69,83 persen.
Kombinasi dari keterampilan teknologi generasi muda dengan minat yang tinggi pada kewirausahaan menjadikan Indonesia lahan subur bagi perusahaan rintisan yang inovatif serta wirausaha yang berdampak sosial.
Dengan melihat potensi pemuda Indonesia dan tren global dalam kewirausahaan sosial, Indonesia serta perkembangan teknologi terkini, memiliki peluang untuk memanfaatkannya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan kemajuan sosial.
Kewirausahaan sosial , atau sociopreneurship, memiliki potensi untuk tidak saja mengatasi
isu-isu sosial tetapi juga menjaga keberlanjutannya secara finansial.
Masa muda yang dinamis dan penuh semangat adalah waktu yang ideal untuk menciptakan
wirausahawan yang dapat mengembangkan produk dan layanan inovatif yang bermanfaat bagi masyarakat.
Generasi muda yang paham teknologi dapat menggunakan pengetahuan mereka tentang perangkat digital, pemrograman, dan platform daring untuk menciptakan solusi seperti aplikasi, platform e-commerce, dan produk perangkat lunak.
Dengan membangun usaha teknologi rintisan, mereka dapat mengatasi masalah nyata, mendorong pertumbuhan dengan menjadi disrupsi pada industri tradisional, dan meningkatkan efisiensi.
Selain itu, kewirausahaan berkontribusi penting bagi pertumbuhan ekonomi dengan membuka lapangan pekerjaan, menghasilkan pendapatan, dan merangsang aktivitas ekonomi nasional.
Kombinasi teknologi dan kewirausahaan akan dapat membuka pasar baru, meningkatkan produktivitas serta memberikan keunggulan kompetitif dalam ekonomi global. E-commerce,
media sosial dan pemasaran digital, memungkinkan para wirausahawan Indonesia berhubungan dengan pelanggan di seluruh penjuru dunia.
Dengan teknologi mereka juga dapat menciptakan solusi yang disesuaikan dengan kebutuhan dalam mengatasi berbagai tantangan di Indonesia bahkan di luar negeri seperti yang terkait infrastruktur, layanan kesehatan, pendidikan dan keberlanjutan lingkungan dan dengan demikian membawa dampak positif.
Teknologi juga mendukung kemampuan mereka menangani tantangan sosial serta lingkungan dan menciptakan prakarsa yang memprioritaskan dampak di samping mencari keuntungan, misalnya seperti pengadaan pendidikan yang terjangkau, solusi layanan kesehatan di pedesaan serta perusahaan rintisan di bidang energi berkelanjutan.
Namun wirausahawan muda di Indonesia juga tak bebas dari tantangan seperti misalnya akses terbatas pada pendanaan, kurangnya sistem pendukung, banyaknya hambatan regulasi dan juga persaingan. Beberapa solusi untuk tantangan ini dapat didukung oleh kolaborasi berbagai pihak dengan para wirausaha muda ini.
Inkubator Bisnis. Di antara solusi yang bisa diambil adalah dengan peningkatan akses kepada modal melalui inisiatif pemerintah atau kemitraan dengan investor dan menyediakan
program-program mentorship dan inkubator untuk membantu memberikan bimbingan dan
dukungan yang diperlukan.
Menyederhanakan proses hukum dan menciptakan lingkungan yang ramah bagi wirausahawan akan dapat memicu pertumbuhan. Terlebih, kolaborasi dengan bisnis-bisnis yang sudah mapan dan promosi budaya inovasi akan lebih mendukung lagi bagi wirausahawan muda Indonesia.
Kemitraan Yang jelas, menumbuhkan kewirausahaan di kalangan anak muda, terutama untuk mendorong tumbuhnya usaha-usaha sosial memerlukan usaha kolaboratif antara berbagai pemangku kepentingan.
Pemerintah misalnya, dapat menciptakan kebijakan dan regulasi yang memudahkan beroperasinya usaha sosial atau sociopreneurs, seperti keringanan pajak, proses pendaftaran
yang lebih sederhana serta akses kepada kontrak-kontrak pemerintah.
Pemerintah juga dapat memberikan hibah atau pinjaman berbunga rendah bagi usaha sosial
serta program-program untuk membangun kemampuan wirausahawan sosial di bidang keterampilan bisnis, pengukuran dampak sosial serta cara-cara mengarungi lanskap hukum.
Kemitraan dengan bisnis seperti dalam hal pasokan bahan, bimbingan atau prakarsa pemasaran bersama, akan sangat membantu seperti halnya juga investasi dalam usaha-usaha sosial melalui dana investasi berdampak atau pembelian langsung produk atau layanan.
Bisnis juga dapat membantu dengan menyediakan akses ke jaringan distribusi mereka. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan institusi-institusi lainnya juga dapat membantu dengan pelatihan dan bimbingan di bidang seperti pengembangan bisnis, pencarian dana dan pengukuran dampak sosial, dan juga menghubungkan usaha-usaha sosial di antara mereka dan dengan investor potensial serta pemangku kepentingan relevan lainnya.
Selain itu, LSM juga dapat membantu dengan mengadvokasi kebijakan yang mendukung pertumbuhan sektor wirausaha, terutama usaha sosial serta melakukan riset mengenai lanskap kewirausahaan untuk mengidentifikasi area-area yang memerlukan dukungan.
Dengan bekerja sama, lembaga-lembaga ini akan dapat menciptakan ekosistem yang dapat
mendukung dan memungkinkan tumbuh suburnya kewirausahaan di kalangan anak muda dan dengan demikian ikut berkontribusi pada perubahan sosial yang positif.
Gabungan antara keterampilan teknis dan kecintaan akan kewirausahaan dapat memberdayakan pemuda Indonesia untuk menghasilkan inovasi, lapangan pekerjaan serta menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi negeri.
Commenti