Innovative Credit Scoring: Memperkirakan Kelayakan Kredit Calon Peminjam dengan Data Pribadi

Innovative Credit Scoring (ICS) merupakan salah satu contoh inovasi bisnis yang membantu inklusi keuangan di Indonesia. ICS sendiri menggunakan data pribadi non-tradisional (seperti data pemakaian listrik dan telekomunikasi) untuk memperkirakan kelayakan kredit calon peminjam, terutama mereka yang tidak memiliki akses keuangan. Kendati demikian, model bisnis ini juga membawa sederet risiko terkait privasi data, kecerdasan buatan (artificial intelligence) dan pembelajaran mesin (machine learning), serta monopoli pasar.

Lalu sejauh mana Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) sebagai payung organisasi ICS,  menggunakan pendekatan koregulasi dan membentuk regulatory sandbox untuk memitigasi risiko ICS ini?

Untuk membahas hal tersebut, diskusi ini akan meliputi:

1. Bagaimana sistem ICS bekerja dan apa saja peluang serta tantangan ICS untuk masyarakat di Indonesia?
2. Kebijakan apa saja yang menjadi perlindungan data pribadi dalam perkiraan kelayakan kredit calon peminjam?
3. Apa saja yang harus ditingkatkan untuk memastikan ekosistem digital yang aman, inklusif, dan mendorong keberlanjutan bisnis, terutama dalam ekosistem ICS?

Diskusi ini akan diselenggarakan dengan:

Narasumber:

• Trissia Wijaya - Kepala Peneliti Bidang Peluang Ekonomi, Center for Indonesian Policy Studies
• Sidiq Suryasemesta - Wakil Ketua Departemen Inovasi Keuangan Digital, Asosiasi Fintech Indonesia

Moderator: Muhammad Nidhal - Asisten Peneliti, Center for Indonesian Policy Studies

Dalam acara ini, juga akan diluncurkan Makalah Kebijakan terbaru CIPS berjudul “Berkembangnya Sistem Innovative Credit Scoring di Indonesia Menilai Risiko dan Tantangan Kebijakan”, yang ditulis oleh Dr. Trissia Wijaya.

Jika Anda memiliki pertanyaan, Anda dapat menghubungi Ivania Ananta (ivania.ananta@cips-indonesia.org)

Sampai jumpa di acara ini.

Salam Hangat,

Centre of Indonesian Policy Studies