Hak MakMur: Apakah Pangan Bernutrisi Hanya Sekadar Angan-Angan?

Minggu ini akan dipenuhi dengan dua hari penting yang menjadi komitmen dari kinerja kami: Hari Pangan Sedunia (16 Oktober) dan Hari Pemberantasan Kemiskinan (17 Oktober). Kemiskinan dan ketersediaan pangan telah menjadi dua isu penting bagi kami karena keduanya merupakan salah satu indikator kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Hal ini kami sampaikan melalui kampanye Hak MakMur (Hak Makan Murah) kami, sebuah kampanye yang mengadvokasikan penyediaan pangan terjangkau bagi masyarakat berpendapatan rendah.

Selama masa pandemi, daya beli masyarakat terhadap pangan cenderung menurun. Berdasarkan laporan dan survei terkini dari UNICEF di suatu kawasan kumuh di kota Jakarta, sebesar 81 persen rumah tangga di Jakarta mengalami penurunan pendapatan dikarenakan pandemi Covid-19.

Laporan tersebut juga mengemukakan bahwa sebanyak 60 persen dari rumah tangga juga memiliki kekhawatiran dalam menyediakan pangan untuk meja makan mereka. Dampaknya, mereka terpaksa untuk mengurangi pembelian pangan bernutrisi seperti protein hewani, buah, dan sayuran, agar dapat menyesuaikan dengan pemasukan rumah tangga.

Pangan bernutrisi yang masih belum terjangkau dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat. Dan, risiko kesehatan akan semakin meningkat bagi masyarakat berpendapatan rendah apabila mereka masih memiliki hambatan untuk mengakses pangan bernutrisi.

Ingin mengetahui bagaimana strategi dalam meningkatkan akses pangan bernutrisi yang terjangkau dan beragam, terutama bagi masyarakat berpendapatan rendah?

Mari berbincang bersama peneliti-peneliti kami pada:

1. Felippa Amanta - Kepala Penelitian
2. Arumdriya Murwani - Peneliti Muda

Moderator: Indra Setiawan - Peneliti Muda