Kampus Asing: Peluang dan Dampaknya pada Pendidikan Tinggi Indonesia

Kampus Asing: Peluang dan Dampaknya pada Pendidikan Tinggi Indonesia

Pada tahun 2022, hanya ada empat universitas Indonesia yang berhasil masuk dalam daftar top 500 universitas dunia. Menurut perhitungan OECD (2021), hanya 5,0% orang dewasa berusia 25 hingga 64 tahun di Indonesia yang telah menyelesaikan pendidikan sarjana atau setara pada tahun 2021. Di tahun yang sama, target Rencana Strategis Kemendikbud Ristek 2020-2024 dalam peningkatan Angka Partisipasi Kasar Perguruan Tinggi (APK-PT) dari 30,3% (2019) menjadi 34,6% gagal tercapai. Mengingat pentingnya peran pendidikan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan pertumbuhan ekonomi di suatu negara, meningkatkan APK-PT serta kualitas infrastruktur pendidikan sudah sewajarnya menjadi prioritas pemerintah.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) No. 10/2021, perguruan tinggi kelas dunia, yakni yang berperingkat 100 besar dunia ataupun melalui undangan dari kementerian, dapat mendirikan kampus cabang di wilayah Indonesia. Dapatkah kampus asing membantu meningkatkan kualitas pendidikan tinggi dengan kehadirannya di Indonesia? Bagaimana sektor pendidikan tinggi Indonesia dapat mengambil manfaat dari pendirian kampus asing?

Untuk mendiskusikan topik ini lebih lanjut, Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) akan menyelenggarakan diskusi yang akan membahas:

1. Bagaimana regulasi pendirian perguruan tinggi asing yang telah ditetapkan pemerintah sejauh ini?
2. Seperti apa kontribusi kampus asing dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia?
3. Bagaimana cara agar perguruan tinggi Indonesia dapat memperoleh manfaat dari pendirian kampus asing?

Ikuti diskusinya yang akan diselenggarakan pada:

Hari/Tanggal  : Jum’at, 24 Februari 2023

Waktu            : 14.00 - 15.30 WIB

Lokasi           : Daring (Zoom & YouTube CIPS)

Bahasa  : Bahasa Indonesia*

*Tersedia penerjemah bahasa Inggris

Narasumber:

• Dr. Lukman. S.T, M.Hum. - Direktur Kelembagaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek)
• Han Xiao Zhang - Konselor Pendidikan dan Penelitian, Departemen Pendidikan, Kedutaan Besar Australia
• Nadia Fairuza Azzahra - Peneliti, Center for Indonesian Policy Studies
• Dr. Totok Amin Soefijanto, Ed.D. - CIPS Senior Fellow dan Penasihat di Paramadina Public Policy Institute (discussant)

Moderator: Natasya Zahra - Asisten Peneliti, Center for Indonesian Policy Studies