Dengan pasar yang begitu luas, potensi pengembangan ekonomi digital serta e-commerce
di Indonesia sangat besar, namun tantangannya pun masih banyak.
Indonesia, ekonomi terbesar di Asia Tenggara, telah menyaksikan transformasi digital yang
luar biasa cepat dalam beberapa tahun belakangan ini, dengan e-commerce sebagai salah
satu pendorong utamanya serta penyumbang terbesar pada ekonomi digital Indonesia.
Nilai transaksi bruto sektor e-commerce, model bisnis atau perdagangan yang dilakukan secara daring dengan memanfaatkan internet, diperkirakan mencapai USD 62 miliar pada tahun 2023, atau 75,6 persen dari total nilai transaksi bruto ekonomi digital Indonesia.
Laporan Economy SERA 2023 yang dihasilkan Google, Bain and Company serta Temasek yang memuat angka angka tersebut juga memprediksi bahwa nilai transaksi bruto ekonomi digital Indonesia akan terus melonjak hingga 2030 dengan sebagian besar kontribusi didorong oleh e-commerce.
Dengan penduduk yang mendekati 280 juta orang, Indonesia memiliki basis konsumen yang sangat luas dan menjadi pasar yang menarik untuk e-commerce, aktivitas jual beli yang dilakukan melalui media elektronik.
Berbagai penelitian menunjukkan semakin meningkatnya penetrasi internet, semakin banyak pula jumlah konsumen yang berpaling pada platform e-commerce, sistem yang memfasilitasi transaksi jual beli barang maupun jasa secara online, untuk berbelanja, mencari hiburan serta berbagai layanan.
Indonesia juga memiliki tingkat pengakses internet lewat smartphone yang tinggi, mencapai 98,3 persen per Januari 2023 menurut Laporan We Are Social, sehingga membuka peluang besar bagi platform-platform dan aplikasi internet.
Pertumbuhan kelas menengahnya dengan pendapatan yang dapat dibelanjakan yang tinggi, juga mendorong kebutuhan akan cara belanja daring. Epidemi Covid-19 yang membatasi mobilitas juga mendongkrak popularitas e-commerce dengan menjawab kebutuhan konsumen akan kenyamanan berbelanja, keragaman barang dan jasa serta harga bersaing.
Dengan menyediakan akses kepada barang dan jasa bagi daerah daerah terpencil, e-commerce dapat menjembatani jurang antara perkotaan dan pedesaan. Bagi pelaku industri, e-commerce memungkinkan mereka meraih pasar yang lebih luas, menghemat biaya operasional, dan meningkatkan penjualan.
Menyadari pentingnya e-commerce, pemerintah telah menerapkan kebijakan yang mendorong pertumbuhannya, seperti dengan menerbitkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 31 Tahun 2023 tentang Perizinan Berusaha, Periklanan, Pembinaan, dan Pengawasan Pelaku Usaha dalam Perdagangan melalui Sistem Elektronik.
Selain regulasi ini yang mendukung pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) serta pelaku usaha e-commerce lainnya, dan meningkatkan perlindungan konsumen ini, pemerintah juga memberikan pelatihan dan pendampingan kepada pelaku usaha, terutama UMKM, agar dapat meningkatkan kemampuannya dalam pemasaran digital.
Masih Banyak Tantangan
Walaupun demikian, perkembangan e-commerce di Indonesia masih menghadapi banyak
tantangan yang berdampak pada pertumbuhannya serta keberlanjutannya.
Terbatasnya tenaga kerja terampil dan profesional dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi (ICT) dan bidang-bidang terkait, penetrasi internet yang baru mencapai sekitar 34 persen , lambannya kecepatan internet, dan terbatasnya mekanisme pembayaran termasuk yang menghambat pertumbuhan e-commerce.
Belum lagi topografi negara kepulauan yang membawa tantangan dalam hal penyediaan infrastruktur yang memadai sehingga berdampak pada biaya logistik serta kesulitan pengiriman produk Meskipun ada kemajuan, literasi digital tetap menjadi tantangan serius.
Platform e-commerce memang menyediakan berbagai fitur baik pemasaran, penjualan, pembayaran, maupun layanan konsumen untuk dimanfaatkan oleh penjual, namun, keterampilan untuk memanfaatkan fitur-fitur tersebut masih kurang sekali.
Salah satu tantangan serius yang juga masih dihadapi oleh industri e-commerce adalah kekhawatiran pengguna terkait keamanan data pribadi dan keaslian produk yang diperjualbelikan di platform.
Usaha e-commerce juga dihadapkan pada rangkaian regulasi yang rumit terkait perizinan, pajak, perlindungan konsumen serta hak kekayaan intelektual. Kemampuan mengikuti regulasi yang sering berubah sementara menjaga efisiensi operasional mutlak diperlukan untuk keberhasilan jangka panjang.
Membangun E-commerce di Tengah Tantangan
Meskipun masih menghadapi banyak tantangan, sektor e-commerce di Indonesia tetap memiliki prospek cerah. Untuk mengatasi tantangan yang terkait dengan perkembangan e-
commerce di Indonesia, beberapa langkah strategis dapat diambil.
Literasi digital masyarakat Indonesia harus ditingkatkan, agar mampu menggunakan platform e-commerce dengan lebih efektif. Perlindungan data pribadi konsumen harus dijamin melalui implementasi sistem perlindungan data yang kuat dan transparan.
Kepastian hukum dan regulasi yang jelas dan terkini diperlukan untuk menciptakan lingkungan usaha yang stabil dan mendukung pertumbuhan e-commerce.
Tak kalah pentingnya adalah penguatan infrastruktur fisik seperti jalan, bandara, dan pelabuhan juga diperlukan untuk mendukung pengiriman logistik yang efisien dan terjangkau.
Terakhir, infrastruktur non-fisik seperti layanan mobile broadband dan fixed broadband perlu diperkuat di luar Pulau Jawa agar akses internet yang cepat dan stabil dapat diperluas ke seluruh Indonesia, sehingga mendukung inklusi digital dan pertumbuhan e-commerce di daerah-daerah terpencil.
Comments