Berapa Perubahan pada Harga Daging Ayam?
Daging ayam broiler segar merupakan jenis daging ayam yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Di saat yang sama, Badan Pusat Statistik (BPS, 2023a) melaporkan bahwa daging ayam broiler merupakan salah satu penyumbang terbesar inflasi pada Juni 2023. Daging ayam broiler berkontribusi sebesar 0,06% dari total 3,52% inflasi tahunan dan menyumbang 0,05% dari total 0,14% inflasi bulanan. Peningkatan yang terjadi pada harga daging ayam tersebar merata di seluruh pasar tradisional Indonesia maupun beberapa supermarket di Jakarta.
Data PIHPS menunjukkan bahwa daging ayam broiler segar di pasar tradisional di seluruh Indonesia rata-rata dijual pada harga Rp39.700 per kg. Harga pada bulan Juni 2023 ini naik sebesar 5,87% dibandingkan harga bulan sebelumnya (Mei 2023) dan lebih tinggi 5,17% dari harga tahun sebelumnya (Juni 2022).
Sumber: (PIHPS, Juni 2023)
Tren kenaikan harga daging ayam broiler segar secara nasional sudah terjadi sejak Maret 2023, dengan kenaikan tertinggi terjadi pada Juni 2023. Tren serupa juga terjadi pada harga di beberapa provinsi. Kenaikan harga paling tinggi terjadi di Provinsi Sumatera Barat, dengan kenaikan harga sebesar 15,7% sejak Mei 2023. Hal ini juga menjadikan Sumatra Barat sebagai provinsi dengan harga daging ayam broiler tertinggi di Indonesia pada bulan Juni 2023. Selain itu, Provinsi dengan harga daging ayam terendah adalah Sulawesi Barat yaitu sebesar Rp32.825. Walaupun demikian, harga ini masih 4,66% lebih mahal dibandingkan harga pada bulan Mei 2023.
Sumber: (Index Bu RT, Juni 2023)
Di saat yang sama, daging ayam broiler di beberapa supermarket di Jakarta juga mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Pada Juni 2023, harga daging ayam broiler dijual pada harga Rp50.558 per kg. Harga ini naik 9,10% dibandingkan harga pada Mei 2023 dan lebih tinggi 13,54% dibandingkan harga pada Juni 2022.
Tiga Faktor yang Mempengaruhi Kenaikan Harga Daging Ayam
Faktor utama naiknya harga daging ayam pada bulan Juni 2023 disebabkan oleh kurangnya pasokan. Kurangnya pasokan ini terjadi sepanjang Maret hingga Juni akibat kekeliruan produsen (peternak dan penjual) ayam dalam memprediksi permintaan setelah perayaan tahun baru dan Lebaran Idul Fitri (Catriana, 2023). Di sisi lain, kenaikan harga jagung dan kurang efisiennya biaya logistik nasional turut berkontribusi terhadap kernaikan harga daging ayam di seluruh Indonesia pada Juni 2023 (Yuanasari, 2023).
1. Pasokan dan Permintaan Domestik
Sebagian besar pasokan daging ayam broiler Indonesia berasal dari produksi dalam negeri. Dalam 10 tahun terakhir, Indonesia juga terus mengalami surplus pasokan daging ayam broiler. Data BPS (2023b) menunjukkan bahwa produksi daging ayam broiler Indonesia meningkat antara tahun 2013-2021 dengan peningkatkan tertinggi terjadi antara 2016-2017. Pada periode ini, produksi meningkat dari 1.905.497.28 ton di tahun 2016 menjadi 3.175.853 ton di tahun 2017. Walaupun sempat mengalami penurunan selama pandemi (2020-2021), selisih antara jumlah produksi dan konsumsi masih terpaut cukup jauh. Misalnya saja di tahun 2021, dari jumlah produksi sebanyak 3.285.698 ton, yang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia hanya sebesar 1.786.070 ton. Dengan demikian, selama tahun 2021 terjadi surplus daging ayam broiler sebanyak 1,40 juta ton.
Sumber: Diolah dari Kementan (2023) dan BPS (2023c)
Walaupun jumlahnya masih lebih rendah dibandingkan produksi, jumlah konsumsi idari tahun ke tahun terus meningkat. Kementerian Pertanian (Kementan, 2023) memperkirakan bahwa per kapita konsumsi daging ayam broiler terus meningkat dari 3,65 pada 2013 menjadi 6,55 pada tahun 2021.
Sumber: PIHPS (2023)
Secara bulanan, harga daging ayam broiler di Indonesia cukup fluktuatif. Di tahun 2020, 2021, dan 2022, terdapat kecenderungan umum dimana harga daging ayam broiler selalu meningkat antara bulan April dan Juni yang diikuti oleh penurunan harga pada bulan-bulan selanjutnya. Misalnya saja, pada tahun 2020 dan 2022, harga ayam mengalami penurunan dari bulan Juni hingga Oktober. Selain itu, data tahun 2021 juga menunjukkan adanya tren penurunan yang terjadi dari bulan Juni hingga Agustus. Fluktuasi harga bulanan juga terjadi di tahun 2023, di mana harga naik secara signifikan antara antara bulana April dan Juni. Berangkat dari tren tiga tahun sebelumnya, ada kemungkinan harga ayam broiler akan turun pada bulan-bulan berikutnya selama tahun 2023. Sekalipun demikian, mengandalkan data historis saja belum cukup meyakinkan untuk memprediksi tren haraga masa depan. Olehnya itu, faktor penting lainnya juga perlu dipertimbangkan dalam menilai fluktuasi harga daging ayam broiler di Indonesia secara akurat.
2. Naiknya Harga Pakan Ayam
Pakan adalah komponen terbesar biaya pokok produksi daging ayam broiler. USAID (2013) menunjukkan bahwa pakan menyumbang 55,1% dari biaya produksi ayam. Sementara itu, untuk memproduksi pakan, dibutuhkan bahan baku berupa jagung. Berdasarkan wawancara dengan Gabungan Perusahaan Makanan ternak (GPMT), jagung menyumbang 45% dari keseluruhan total biaya bahan baku produksi pakan di Indonesia Oleh karena itu, kenaikan harga jagung juga turut berkontribusi terhadap kenaikan harga daging ayam broiler di Indonesia.
Badan Pangan Nasional (Bapanas) memperkirakan bahwa produksi jagung dalam negeri akan mencapai 16,84 juta ton selama tahun 2023. Jika ditambahkan dengan jumlah stok awal sebesar 3,29 juta ton, kapasitas dalam negeri secara teoritis akan mampu memasok 16,44 juta ton permintaan selama tahun 2023 (Judith, 2023). Meskipun demikian, tidak dijelaskan lebih lanjut berapa besar permintaan tersebut akan digunakan untuk produksi pakan dan konsumsi manusia. Mengacu kepada data USDA (2023), sekitar 68,6% konsumsi jagung pada tahun 2022 dialokasikan untuk pakan, dimana 94% dari total konsumsi pakan tersebut dipasok oleh produksi dalam negeri.
Pakan ayam di Indonesia hampir seluruhnya bersumber dari produksi jagung dalam negeri karena Peraturan Menteri Perdagangan No. 25 Tahun 2022 membatasi impor jagung untuk keperluan bahan baku pakan hanya boleh dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Akibatnya, harga pakan ayam lebih sensitif terhadap perubahan harga jagung dalam negeri. Apalagi, Indonesia akan menghadapi El Nino yang diprediksi oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika-BMKG) akan terjadi pada Juni 2023 (Nababan, 2023). Hal ini diperkirakan akan menurunkan produksi jagung sehingga menyebabkan kenaikan harga pakan dan berpotensi meningkatkan harga ayam broiler.
Sementara itu, data Kementerian Perdagangan (Kemendag, 2023) menunjukkan terjadinya kenaikan harga jagung yang signifikan di tingkat petani sejak awal tahun 2023. Antara Januari dan Februari 2023, harga jagung di tingkat petani meningkat sebesar 45,57% dari Rp4.049/kg menjadi Rp5.894/kg. Harga tersebut semakin meningkat pada Maret 2023, mencapai Rp6.275/kg. Harga ini sudah melebihi Harga Acuan pembelian (HAP) Rp5.000/kg, seperti yang diamantkan dalam Peraturan Badan Pangan (Perbedan) No. 5 Tahun 2022.
Sumber: Kementerian Perdagangan (2023)
3. Masalah Pada Biaya Logistik
Menurut BPS (2022), pola distribusi utama perdagangan daging ayam relatif pendek karena hanya melibatkan produsen, pedagang eceran, dan konsumen. Selain itu, selisih total margin antara produsen dan konsumen akhir di seluruh Provinsi berada dikisaran 25,49%. Sekalipun terdapat beberapa provinsi yang memiliki panjang pola distribusi yang sama, margin antar provinsi tersebut dapat berbeda. Sebagai contoh, Provinsi Bengkulu dan Provinsi Riau keduanya sama-sama memiliki tiga pola distribusi namun margin di Bengkulu mencapai 63,12% sementara Riau hanya 31,47%. Perbedaan margin ini mengindikasikan bahwa terjadi kesenjangan infrastruktur logistik antara provinsi di Indonesia yang pada akhirnya turut berpengaruh terhadap harga daging ayam untuk konsumen akhir.
Tabel 1. Total Margin Harga daging Ayam Tiap Provinsi di Indonesia Tahun 2021
Sumber: BPS (2022)
USAID (2013) memperkirakan biaya transportasi (logistik) di Indonesia berkontribusi terhadap 4,7% harga eceran daging ayam broiler. Biaya tertingginya disumbang oleh biaya angkut bahan baku pakan dari pelabuhan ke pabrik. Tingginya biaya angkut terjadi karena kurangnya kapasitas pelabuhan, lamanya waktu bongkar muat, dan lamanya proses dalam mengeluarkan truk dari pelabuhan menuju pabrik.
Sumber: Diolah dari BPS (2023b)
Faktor lain yang menyebabkan biaya logistik daging ayam menjadi tinggi adalah distribusi produsen daging ayam broiler yang tidak merata di Indonesia. Sebagian besar daging ayam broiler di Indonesia diproduksi di Jawa, dimana Provinsi Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur memiliki produksi tahunan masing-masing lebih dari 500.000 ton. Menurut BPS (2023d), provinsi-provinsi ini dalam prakteknya mengekspor hasil produksinya ke provinsi lain. Misalnya saja, Provinsi Jawa Timur mengekspor produksi ayam broilernya ke Nusa Tenggara, Kalimantan, Maluku, dan Papua.
Sumber: BPS (2015)
Selain sebaran produsen ayam broiler antar provinsi yang tidak merata, sebaran produksi jagung juga tidak merata antar provinsi juga berkontribusi terhadap biaya logistik daging ayam. Data dari BPS (2015) menunjukkan bahwa Jawa Timur, Jawa Tengah, Lampung, Sumatera Utara, dan Sulawesi Selatan adalah provinsi dengan produksi jagung tahunan tertinggi di Indonesia. Khususnya, Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur jika digabungkan memiliki produksi jagung tahunan sebesar 9.343.555 ton. Sementara itu, data Kementerian Perindustrian menunjukkan bahwa 75 dari 95 perusahaan pakan ternak di Indonesia berada di Pulau Jawa. Ini berarti bahwa jagung yang akan digunakan untuk bahan baku pakan perlu dikirim dari provinsi-provinsi lain (di luar Jawa) ke wilayah Jawa yang merupakan lokasi dimana sebagian besar industri pakan berada. Fenomena ini membuat biaya logistik pakan menjadi mahal, membuat harga menjadi naik, dan pada akhirnya turut mempengaruhi harga daging ayam di tingkat konsumen.
Kebijakan Saat ini Terkait Komoditas Daging Ayam
Bapanas telah menetapkan harga acuan untuk ayam dan jagung melalui Perbadan No. 5 Tahun 2022. Harga pembelian untuk daging ayam dari produsen berkisar antara Rp21.000 dan Rp23.000; sedangkan harga jual di tingkat konsumen ditetapkan sebesar Rp36.750. Harga pembelian jagung untuk pakan (kadar air 15%) ditetapkan sebesar Rp4.200, sedangkan harga jual jagung kepada peternak ditetapkan sebesar Rp5.000. Peraturan ini berfungsi sebagai dasar untuk Bapanas dalam melakukan langkah-langkah pengendalian harga bersama dengan Peraturan Bapanas No. 5 Tahun 2023, yang berfungsi sebagai dasar peraturan Cadangan Unggas Pemerintah (CUP). Hingga Juni 2023, Bapanas mengungkapkan stok daging ayam broiler saat ini mencapai 153,1 ton (Ahdiat, 2023). Jumlah ini masih jauh dari estimasi kebutuhan ayam broiler sebesar 292.167 ton per bulan. Sementara itu, saat ini stok jagung belum tersedia.
Peraturan Bapanas No. 5 Tahun 2022 berperan sebagai peraturan pelaksana dari Perpres No. 125 Tahun 2022 tentang Cadangan Pangan Pemerintah (CPP). Pasal (4) Perpres No. 125 Tahun 2022 menetapkan bahwa volume cadangan perlu mempertimbangkan produksi dalam negeri atas beberapa komoditas unggulan yang dimiliki oleh Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah mengutamakan produksi dalam negeri sebagai sumber cadangan pangan, seperti jagung dan daging ayam broiler. Gagasan untuk mengutamakan produksi dalam negeri juga terlihat pada peraturan terkait lainnya seperti Permendag No. 25 Tahun 2022.
Saat ini, ketersediaan CUP sangat terbatas sehingga tidak cukup untuk menekan harga daging ayam di tingkat konsumen. Idealnya, cadangan pangan pemerintah untuk setiap produk berada di kisaran 5–10% dari total konsumsi nasional. Namun, jumlah cadangan pangan pemerintah untuk komoditas ayam masih sekitar 0% dari total kebutuhan konsumsi nasional pada Juni 2023 (Ahdiat, 2023). Pasokan CUP yang terbatas tidak dapat dipisahkan dari fakta bahwa harga beli ditingkat produsen jauh lebih tinggi daripada harga yang dapat dibayar pemerintah (harga pembelian pemerintah atau HPP). Ketika harga produsen lebih tinggi dari HPP, pemerintah tidak akan dapat menyerap CUP secara optimal, yang pada akhirnya akan menghambat upaya pemerintah untuk melakukan intervensi harga.
Dalam hal pakan, impor jagung diatur dalam Permendag No. 25 Tahun 2022. Aturan tersebut menyatakan, jika tidak ada Neraca Komoditas, penetapan kuota impor akan dilakukan berdasarkan hasil rapat koordinasi antar kementerian. Selain itu, BUMN juga membutuhkan surat penunjukan dari Kementerian BUMN untuk melaksanakan impor, sehingga realisasi pengadaan jagung menjadi lebih lama.
Namun, jagung saat ini sudah diatur dalam Neraca Komoditas. Akibatnya, surat penunjukan dari Kementerian BUMN telah dihapus dan rapat koordinasi lintas kementerian kini dirancang untuk menjaga koherensi data antar kementerian terkait, bukan untuk menentukan jumlah kuota. Selain itu, meski sudah diatur dalam Neraca Komoditas, impor jagung untuk produksi pakan hanya bisa dilakukan oleh BUMN yang memiliki API-U. Praktik ini membuat bahan baku pakan menjadi lebih mahal, membatasi hasil produksi pakan, membuat harga jual pakan menjadi mahal, dan menyebabkan harga daging ayam mengalami kenaikan.
Tiga Rekomendasi Kebijakan untuk Menurunkan Harga Daging Ayam
Memberi insentif kepada peternak dan perusahaan ayam broiler untuk menyimpan kelebihan pasokan dan melepaskannya saat permintaan tinggi
Daging ayam merupakan produk yang mudah rusak yang akan dibuang jika terjadi kelebihan pasokan. Oleh karena itu, pemerintah seharusnya menawarkan insentif yang sesuai untuk mendorong peternak ayam menggunakan sistem resi gudang (SRG) untuk menyimpan produk ayam mereka ketika pasokan berlebihan dan melepaskannya ke pasar ketika permintaan meningkat. Dengan ini, peternak ayam tidak akan menghadapi kerugian karena menjual dengan harga murah saat terjadi kelebihan pasokan. Di saat yang sama, ketika permintaan mengalami peningkatan, jumlah pasokan yang tersedia di pasar akan cukup untuk menampung permintaan tersebut.
Meningkatkan infastruktur logistik untuk mendukung rantai pasok ayam
Infrastruktur logistik memainkan peran penting tidak hanya dalam mengurangi biaya produksi ayam broiler tetapi juga menekan biaya distribusi pakan yang menjadi faktor penting dalam produksi ayam broiler. Walaupun prosesnya membutuhkan waktu yang lama, membangun infrastruktur logistik akan sangat membantu dalam menekan lonjakan harga daging ayam di Indonesia.
Mengizinkan sektor swasta mengimpor jagung untuk produksi pakan
Saat ini impor jagung untuk bahan baku pakan hanya dapat dilakukan oleh BUMN yang memiliki API-U. Keran impor untuk sektor swasta sengaja ditutup karena kekhawatiran adanya tendensi perusahaan swasta lebih mengutamakan produk impor dibandingkan hasil produksi dalam negeri. Namun, dengan dimasukkannya komoditas jagung ke dalam sistem Neraca Komoditas, kekhawatiran tersebut harusnya dapat dihilangkan karena penetapan Neraca Komoditas sudah mempertimbangkan kapasitas produksi dalam negeri sebelum membuka keran impor. Selain itu, karena pihak swasta dapat mengimpor secara lebih efisien dibandingkan sektor publik, maka sudah sepatutnya bagi Kementerian Perdagangan untuk mengevaluasi batasan impor dalam Permendag No. 25/2022.
Daftar Pustaka
Ahdiat, A. (2023, June 26). Stok Cadangan Pangan Pemerintah Juni 2023, Mayoritas Masih di Bawah Target. Databoks. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/06/26/stok-cadangan-pangan-pemerintah-juni-2023-mayoritas-masih-di-bawah-target
BPS. (2015). Produksi Jagung dan Kedelai Menurut Provinsi, 2015. Badan Pusat Statistik. https://www.bps.go.id/indikator/indikator/view_data_pub/0000/api_pub/eHNUZGIwSjlsL0lRNjB0c2VhMGowQT09/da_05/1
BPS. (2022, October 24). Distribusi Perdagangan Komoditas Daging Ayam Ras di Indonesia 2022. Badan Pusat Statistik. https://www.bps.go.id/publication/2022/10/24/55caab2238cf10197854af46/distribusi-perdagangan-komoditas-daging-ayam-ras-di-indonesia-2022.html
BPS. (2023a). Inflasi year-on-year (y-on-y) pada Juni 2023 sebesar 3,52 persen. Inflasi tertinggi terjadi di Ambon sebesar 6,10 persen. Badan Pusat Statistik. https://www.bps.go.id/pressrelease/2023/07/03/1955/inflasi-year-on-year--y-on-y--pada-juni-2023-sebesar-3-52-persen--inflasi-tertinggi-terjadi-di-ambon-sebesar-6-10-persen-.html
BPS. (2023b). Produksi Daging Ayam Ras Pedaging menurut Provinsi (Ton), 2017-2019. Badan Pusat Statistik. https://www.bps.go.id/indicator/24/488/2/produksi-daging-ayam-ras-pedaging-menurut-provinsi.html
BPS. (2023c). Jumlah Penduduk Menurut Provinsi di Indonesia (Ribu Jiwa), 2020-2022. Badan Pusat Statistik. https://sulut.bps.go.id/indicator/12/958/1/jumlah-penduduk-menurut-provinsi-di-indonesia.html
Catriana, E. (2023, June 30). Mendag Ungkap Penyebab Mahalnya Harga Daging Ayam. Kompas. https://money.kompas.com/read/2023/06/30/191500526/mendag-ungkap-penyebab-mahalnya-harga-daging-ayam
Judith, M. P. (2023, April 5). Petani Khawatir Dampak Impor Tekan Harga Jagung. Kompas. https://www.kompas.id/baca/ekonomi/2023/04/04/petani-khawatir-dampak-impor-tekan-harga-jagung
Ministry of Agriculture. (2022, December). Outlook Komoditas Peternakan Daging Ayam Ras Pedaging. Portal Satu Data Pertanian. https://satudata.pertanian.go.id/assets/docs/publikasi/Outlook_Ayam_Ras_Pedaging_2022_Final.pdf
Ministry of Trade. (2023, June 13). Analisis Perkembangan Harga Bahan Pangan Pokok dan Barang Penting di Pasar Domestik dan Internasional - Maret 2023. Badan Kebijakan Perdagangan. http://bkperdag.kemendag.go.id/referensi/analisishbp/view/eyJpZCI6IlRaTndtaHRmbXJGQW9FSXRLT2pjZnc9PSIsImRhdGEiOiJkZ2VBIn0%3D
Nababan, W. M. C. (2023, June 11). Peternak Bersiap Hadapi El Nino, Harga Produk Peternakan Berpotensi Naik. Kompas. https://www.kompas.id/baca/ekonomi/2023/06/11/peternak-bersiap-hadapi-el-nino-harga-produk-peternakan-berpotensi-naik
USAID. (2013, August). Indonesia's Poultry Value Chain. USAID. https://pdf.usaid.gov/pdf_docs/pbaaa047.pdf
Yuanasari, A. (2023, July 4). Harga Daging Ayam Jadi 'Biang Kerok' Inflasi Juni. KBR. https://kbr.id/nasional/07-2023/harga-daging-ayam-jadi-biang-kerok-inflasi-juni/111928.html
Comments