top of page

Permasalahan Beras Tunjukkan Peran Penting Impor

Kenaikan menerus harga beras beras beberapa bulan belakangan ini, yang disebabkan kombinasi rumit berbagai faktor, seperti cuaca hingga sarana dan prasarana yang belum memadai, memperlihatkan pentingnya peran impor dalam membantu menstabilkan pasokan dan harga.


“Permasalahan beras ini telah menunjukkan betapa impor sebenarnya adalah cara wajar yang dapat membantu menstabilkan pasokan dan harga, disamping usaha peningkatan produktivitas sektor pertanian, modernisasi, riset dan pengembangan, kemampuan sumber daya manusianya serta reformasi regulasi,” ujar Azizah Fauzi, peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS).


Pemerintah sendiri telah mengadopsi strategi impor beras untuk memitigasi dampak perubahan iklim dan cuaca ekstrim pada pasokan dan harga beras. Melalui impor ini pemerintah dapat melengkapi produksi dalam negeri pada saat saat genting.


Walaupun beredar di masyarakat persepsi bahwa impor pangan, terutama beras,merupakan anatema yang harus dihindari karena akan berdampak negatif kepada produsen dan petani. Pada prakteknya pemerintah bahkan membebaskan Bulog untuk impor beras sepanjang 2024 untuk mengatasi mahalnya harga beras dan kelangkaan yang terjadi. 


Pada dasarnya, kombinasi strategi impor, kebijakan yang berdasarkan pasar  dapat berkontribusi pada stabilisasi harga beras di Indonesia.


Sekarang ini, kebijakan terkait impor beras yang ada masih restriktif. Kebijakan yang ada membatasi daya saing serta dapat menciptakan monopoli yang akan berdampak pada baik pasokan maupun harga.


Penggunaan sistem kuota impor serta proses perizinannya yang berlapis-lapis dan memerlukan keputusan banyak pihak, memperlambat respons terhadap kegentingan pasokan hingga harga kemudian melambung.


Penggunaan Harga Eceran Tertinggi (HET), yaitu harga maksimum yang ditetapkan oleh pemerintah untuk produk tertentu, termasuk beras tidak efektif dalam melindungi konsumen dan petani dari fluktuasi harga dan dalam memastikan ketersediaan pangan. 


Selain itu rendahnya investasi dalam riset dan pengembangan, penyuluhan dan pengembangan sumber daya manusia menghambat peningkatan produktivitas sektor pertanian Indonesia. 


Padahal hal-hal tersebut penting untuk dapat menyelesaikan permasalahan hasil panen yang rendah dan inefisiensi di sektor pertanian yang juga merupakan faktor tingginya harga komoditas pangan.

bottom of page